Thursday, December 20, 2012

TETAPAN LAJU REAKSI DAN ENERGI AKTIVASI



LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA 1
TETAPAN LAJU REAKSI DAN ENERGI AKTIVASI
Disusun oleh:
Nama                                : Yovita Novi
NIM                                 : H23111003
Kelompok                        : 1 (SATU)
Tgl Praktikum                  : 17 Desember 2012
Dosen                               : Berlian sitorus,S.si.,M.si / Intan Syahbanu M.si
Asisten                             : Bella Melisani
Prodi                                : Kimia
Anggota kelompok          : 1. Yovita Novi
                                           2. Irma Ramadhani F
                                           3. Safitri Ulfah Ramadhani
                       
LogoUntanGIF

PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kinetika kimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi. Laju reaksi berhubungan dengan pembahasan seberapacepat atau lambat reaksi berlangsung. Merubah konsentrasi dari suatu zat di dalamsuatu reaksi biasanya merubah juga laju reaksi. Persamaan laju menggambarkanperubahaan ini secara matematis. Orde reaksi adalah bagian dari persamaan laju.Sebagai contoh seberapa cepat reaksi pemusnahan ozon di atmosfer bumi,seberapa cepat reaksi suatu enzim dalam tubuh berlangsung dan sebagainya. Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi, luas permukaan sentuhan, suhu, dan katalis.
Reaksi-reaksi kimia berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat seperti reaksi penetralan antara larutan asam klorida dan larutan natrium hidroksida, ada pula yang berlangsung sangat lambatseperti pelapukan kimia yang dialami batu karang. Suatu reaksi kimia dapat dipercepat atau diperlambat.Dalam industri, reaksi kimia perlu dilangsungkan pada kondisi tertentu agar produknya dapat diperoleh dalam waktu yang sesingkat mungkin. Reaksi dapatdikendalikan dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya.Berdasarkan teori tersebut maka dilakukanlah percobaan ini
1.2  Prinsip Percobaan
Penentuan konstanta kecepatan reaksi dan energi aktivasi antara KI dengan K2S2O8 dengan bantuan katalis Na2S2O3 sebagai pengikat akan ditentukan konstanta reaksi dan energi aktivasi berdasarkan konsentrasi terhadap satuan waktu dengan menggunakan variasi volume dan suhu serta penambahan Amilum sebagai indikator yang akan mendeteksi laju reaksi dan energi aktivasi dengan perubahan warna larutan bening menjadi biru keunguan.
Rx:                                    Kx=>   S2O32- + 2I à 2SO42- + I2
1.3  Tujuan Percobaan
Menentukan konstanta reaksi dan energi aktivasi antara KI dengan K2S2O8; dapat mengukur suhu dua sampel sekaligus serta terampil dalam analisis kecepatan reaksi dan energi aktivasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kinetika kimia mempelajari tentang kecepatan reaksi-rekasi kimia serta mekanismenya. Reaksi-reaksi tersebut ada yang berjalan lambat, cepat, bahkan ada yang sangat lambat. Tujuan utama dari kinetika kimia ini yaitu menjelaskan bagaimana laju bergantung pada konsentrasi dan reaksi serta mengetahui mekanisme suatu reaksi berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari eksperimen. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan(laju reaksi) yaitu (Sastrohamidjojo,2002):
a.       Jenis/sifat dasar pereaksi, sifat pereaksinya ada yang reaktif dan ada yang kurang reaktif. Ex: bensin lebih mudah terbakar dibanding minyak tanah.
b.      Temperatur, hampir semua reaksi lebih cepat bila suhu dinaikkan, karena kalor yang diberikan akan menambah kinetik partikel pereaksi akibat jumlah dari energi bertabrak bertambah besar.
c.       Katalis, suatu laju reaksi dapat diubah, umumnya dapat dipercepat dengan menambah zat yang disebut katalis.
d.       Konsentrasi pereaksi, dua molekul pereaksi harus bertabrak langsung. Ika konsentrasi pereaksi diperbesar, berarti kecepatannya bertambah dan akan mempercepat reaksi.
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi disuatu produk. Konsentrasi dinyatakan dalam mol/L, tetapi untuk suatu gas dapat menggunakan mmHg(milimeter merkurium) atau pascal(Keenan,dkk,1991). Perubahan laju reaksi/konsentrasi setiap unsur dibagi dengan koefisien dalam persamaan yang setimbang. Laju perubahan reaktan muncul dengan tanda negatif dan laju perubahan produk dengan tanda positif(Oxtoby,dkk,2001):
aA + bB à cC + dD. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai V = K[A]m[B]n, dengan pangkat m dan n adalah pangkat bulat kecil dan tidak berhubungan dengan koefisien a dan b (Petrucci,1992).
Energi aktivasi adalah energi yang menerangkan panas minimal yang harus dimiliki molekul-molekul sebelum reaksi berlangsung. Menurut teori tumbukan, sebelum terjadi reaksi molekul-molekul pereaksi harus bertumbuk. Pada tumbukan ini, sebagian molekul menbentuk molekul-molekul yang aktif. Molekul-molekul ini kemudian berubah menjadi hasil reaksi agar pereaksi dapat membentuk kompleks yang aktif. Molekul-molekul ini harus memiliki energi minimum yang disebut energi aktivasi(Oxtoby,dkk,2001; Sukardjo,1990).


BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
            Alat-alat yang digunakan yaitu gelas beaker, batang pengaduk, pipie tetes, pipet volume, stopwatch, spatula, thermometer, cawan petri, bulb, labu ukur, Erlenmeyer, penangas air, ember, dan lain-lain.
3.2 Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan yaitu akuades ( es batu juga), amilum,  larutan kalium iodida(KI), larutan kalium peroksodisulfat(K2S2O8),  dan larutan natrium tiosulfat(Na2S2O3).
3.3 Cara Kerja
    Pertama-tama, pembuatan larutan KI, K2S2O8, Na2S2O3, dan amilum. Ditepatkan larutan dengan akuades samapi tanda batas (250ml) labu ukur. Setelah larutan telah tersedia, menyediakan tiga erlenmeyer yang telah diberi label, pertama erlenmeyer yang berisi KI saja erlenmeyer  kedua berisi K2S2O8 dan Erlenmeyer ketiga berisi Na2S2O3.
Erlenmeyer pertama diisi KI sebanyak 5 ml, kemudian diukur suhunya hingga 20oC. Erlenmeyer kedua diisi K2S2O8  1ml dan Na2S2O3 2,5ml, dan ditambahkan 6 tetes amilum yang dipanaskan. Kemudian diukur suhunya hingga 20oC. Jika suhunya kurang dari 20oC maka laruatn dipanaskan hingga mencapai 20oC. Sedangkan jika suhunya lebih dari 20oC maka larutan didinginkan dengan air es.
Setelah suhu kedua larutan sama, maka kedua laruatan dicampurkan, saat itu lah menghidupkan stopwatch, untuk mengukur laju reaksi larutan tersebut, sambil  mengitung waktu perubahan yang terjadi, larutan terus diaduk tanpa henti sampai terjadi perubahan warna menjadi biru keunguan yang menunjjukan bahwa proses boleh dihentikan, demikian jugan dengan stopwatchnya. Dicatat waktu saat proses tersebut.
setelah itu dilakukan perlakuan yang sama untuk volume K2S2O8 3ml dan 5ml dengan perlakuan yang sama pada suhu 25 oC dan 30 oC.
3.4 Rangkaian Alat
Gambar 1. Rangkaian percobaan laju reaksi dan energi aktivasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Pengamatan
V K2S2O8
V Na2S2O3
V KI
Amilum
Suhu (T)
T (s)
Perubahan warna


1ml
2,5ml
5ml
6 tetes
20oC
9 menit 33 detik
kuning

3ml
2,5ml
5ml
6 tetes
20oC
9 menit 29 detik
kuning

5ml
2,5ml
5ml
6 tetes
20oC
3 memit 18 detik
biru

1ml
2,5ml
5ml
6 tetes
25oC
7 menit 47 detik
kuning

3ml
2,5ml
5ml
6 tetes
25oC
2 menit 36 detik
biru

5ml
2,5ml
5ml
6 tetes
25oC
1 menit 46 detik
kuning

1ml
2,5ml
5ml
6 tetes
30 oC
6 menit 18 detik
biru

3ml
2,5ml
5ml
6 tetes
30 oC
2 menit 22 detik
kuning

5ml
2,5ml
5ml
6 tetes
30 oC
2 menit 33 detik
biru


4.2 Pembahasan
Mendengar laju reaksi tak lepas dari kinetika kimia, dimana kinetika kimia menjelaskan mengenai bagaimana laju bergantung pada konsentrasi dan reaksi sertaa mekanisme reaksinya berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari percobaan. Laju rekasi adalah waktu perubahan konsentrasi pereaksi atau produk dalam satuan waktu. Dapat pula dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi di suatu produk. Laju reaksi berhubungan pula dengan tumbukan-tumbukan antar molekul akibat adanya penambahan zat tertentu, pengaruh suhu, luas permukaan maupun konsentrasi suatu zat, sehingga ini erat kaitannya dengan energi aktivasi yang merupakan energi minimum yang dimiliki oleh suatu molekul untuk bertumbukan. Dalam percobaan ini dibantu pula oleh katalis, yang dimana katalis dapat membantu mempercepat laju rekasi.
Pada praktikum kali ini, telah dilakukan percobaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Faktor-faktor tersebut yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis.
Pada percobaan pertama dilakukan pengamatan faktor laju reaksi, yaitu konsentrasi, yang dilakukan dengan mereaksikan K2S2O8 bersama Na2S2O3 yang konsentrasinya berbeda-beda. Konsentrasi mempengaruhi laju reaksi. Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin cepat pula, begitu juga sebaliknya. Suatu larutan dengan konsentrasi pekat mengandung partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan yang berkonsentrasi kecil (encer), sehingga lebih mudah dan lebih sering bertumbukan. Itulah sebabnya, makin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin cepat pula laju reaksinya.
            Pada percobaan kedua, dilakukan pengamatan terhadap suhu. Pencampuran antara K2S2O8 dengan Na2S2O3, sebanyak masing-masing 1 ml, 3 ml, dan 5 ml; dan 2,5 ml Na2S2O3 untuk setiap volume K2S2O8 , diperlukan waktu yang bervariasi. Dari data percobaan dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu semakin sedikit waktu yang diperlukan larutan untuk bereaksi, artinya larutan bereaksi cepat. Hal ini disebabkan karena suhu turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil dan semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk bereaksi.
            Pada percobaan terakhir, dilakukan pengamatan katalis dalam laju reaksi. Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Dalam percobaan ini digunakan katalis Na2S2O3.
            Dalam percobaan ini digunakan sebuah indicator berupa indicator amilum, yang akan mendeteksi warna biru keunguan pada titik akhir laju reaksi. Ketika memipet amilum harap diperhatikan, karena ketika benyak bagian akuades yang dipipet akan memyebabkan warna menjadi kuning, hal ini juga karena amilun dalam keadaan tidak panas , sehingga membuat amilum tidak aktif bereaksi, mak sangat perlu pemanasan dan ketelitian dalam pemipetan indikatir ini. Ketika mengukur laju reaksi dilakukan pengadukan terus menerus yang berfungsi untuk membantu proses reaksi, agar larutan tidak pasif.
Pada pembuatan larutan Na2S2O3 digunakan air panas, hal ini untuk menambah daya oksidasi Na2S2O3 bagi laju reaksi.
Fungsi suhu berbanding lurus dengan laju reaksi, semakin tinggi suhu, semakin cepat reaksi yang terjadi.






BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Suhu 0C
Harga K
20
  
  
  
25
  
  
30
  
  
  

5.2 Saran
Untuk percobaan kedepannya, mungkin dapat menggunakan katalis lain seperti K2CrO7 dan KMnO4.


DAFTAR PUSTAKA
Oxtoby,D.W, Gilles.H.P,dan N.N.2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Erlangga. Jakarta
Petrucci,R.H.1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan.Erlangga. Jakarta.
Sastrohamidjojo,H.2001. Kimia Dasar. UGM Press Yogyakarta.
Sukardjo.1990. Kimia Anorganik. Rineka Cipta. Jakarta.



LAMPIRAN
-          Data pengamatan sementara
-          Perhitungan
-          Grafik
-          Jawaban pertanyaan
-          Journal


Perhitungan
1.         Penentuan nilai K
a.         Pada volume K2S2O8 1ml ( )
Diketahui : V K2S2O8L
                   M K2S2O8 M
                           V KI L
                            M KI M

      n K2S2O8M
                   
                    = 2.10-5
            n KI M
                   
                    = 2.10-3

   n awal :    2.10-5      2.10-3
                            n reaksi :    2.10-5      4.10-5                                  -
                 n akhir  :       -          

b.         Pada volume K2S2O8 3ml ( )
Diketahui : V K2S2O8L
                   M K2S2O8 M
                           V KI L
                            M KI M

      n K2S2O8M
                   
                    = 6.10-5


            n KI M
                   
                    = 2.10-3

   n awal :    6.10-5      2.10-3
                            n reaksi :    6.10-5      1,2.10-4                                  -
                 n akhir  :       -          

c.         Pada volume K2S2O8 5ml ( )
Diketahui : V K2S2O8L
                   M K2S2O8 M
                           V KI L
                            M KI M

      n K2S2O8M
                   
                    = 1.10-4
            n KI M
                   
                    = 2.10-3

   n awal :    1.10-4      2.10-3
                            n reaksi :    1.10-4      2.10-4                                  -
                 n akhir  :       -          

T(OC)
V K2S2O8
(b-2x) mol
ln(b-2x)
t(s)
K
20
1ml
-6,235
573
  
20
3ml
-6,276
569
  
20
5ml
                  -6,319
198
  


T(OC)
V K2S2O8
(b-2x) mol
ln(b-2x)
t(s)
K
25
1ml
-6,235
467
  
25
3ml
-6,276
156
25
5ml
     -6,319
106
  

T(OC)
V K2S2O8
(b-2x) mol
ln(b-2x)
t(s)
k
30
1ml
-6,235
378
  
30
3ml
-6,276
142
  
30
5ml
     -6,319
153
  

Grafik hubungan antara ln(b-2x) terhadap waktu pada suhu 20 OC
a.      Pada volume K2S2O8 = 1ml  pada suhu 20 OC
          ln(b-2x)
                         -6,235   - 6,3531
     
                        0,1181
  
b.        Pada volume K2S2O8 = 3ml  pada suhu 20 OC
         ln(b-2x)
                  -6,276 - 6,3531
  
             0,0771
  
c.         Pada volume K2S2O8 = 5ml  pada suhu 20 OC
             ln(b-2x)
                       -6,319198 - 6,3531
  
               0,0341  198
  
Grafik hubungan antara ln(b-2x) terhadap waktu pada suhu 25 OC
a.      Pada volume K2S2O8 = 1ml  pada suhu 25 OC
            ln(b-2x)
                                 -6,235 - 6,3245
     
                        0,0895
  
b.        Pada volume K2S2O8 = 3ml  pada suhu 25 OC
         ln(b-2x)
                  -6,276 - 6,3245
 
             0,0485
  
c.         Pada volume K2S2O8 = 5ml  pada suhu 25 OC
             ln(b-2x)
                       -6,319 - 6,3245
  
               5,5.10-3 
  


Grafik hubungan antara ln(b-2x) terhadap waktu pada suhu 30 OC

a.      Pada volume K2S2O8 = 1ml  pada suhu 30 OC
            ln(b-2x)
                                 -6,235 - 6,3359
     
                        0,1009
  
b.        Pada volume K2S2O8 = 3ml  pada suhu 30 OC
         ln(b-2x)
                  -6,276 - 6,3359
 
             0,0599
  
c.         Pada volume K2S2O8 = 5ml  pada suhu 30 OC
             ln(b-2x)
                       -6,319 - 6,3359
  
               0,0169 
  

Grafik Hubungan antara ln k dan 1/T pada V K2S2O8 1ml


T(K)

1/T (x)

k

ln k(y)
293
0,0034
  
-8,49
298
0,00335
  
-8,56
303
0,0033
  
-8,23

 
 Ea
Ea 
      21616,4 J
     21,6 KJ

Grafik Hubungan antara ln k dan 1/T pada V K2S2O8 3ml


T(K)

1/T (x)

k

ln k(y)
293
0,0034
  
-8,90
298
0,00335
  
-8,07
303
0,0033
  
-7,77

 
 Ea
Ea 
      93948,4 J
     93,9 KJ

Grafik Hubungan antara ln k dan 1/T pada V K2S2O8 5ml


T(K)

1/T (x)

k

ln k(y)
293
0,0034
  
-8,67
298
0,00335
  
-9,87
303
0,0033
  
-9,09


   y
 Ea
Ea 
       J
      KJ

Jawaban pertanyaan
1.      Dalam Kalium Iodida terdapat undur iod disana yang sedikit larut dalam air, jadi ketikat dilarutkan dengan air, agak kelihatan sulit larut, walaupun sebenarnya dia larut, namun sedikit, hal ini lah yang membuat KI lebih pekat dibandingkan dengan K2S2O8 dan Na2S2O3 yang lebih encer karena mereka dapat larut banyak dengan air.
2.      Dari harga waktu yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu sampel yang direaksikan, semakin cepat waktu bereaksi karena waktu yang diperlukan semakin sedikit.
3.      Dik :    Ea= 20kkl/mol
T =250C, kanaikan 10C
            Dit : kenaikan kecepatan reaksi?
            Jawab:
           

2 comments:

Unknown said...

Wow! Sangat Detil.. Hebat!

Richardus Ngabut said...

Gambarnya gk tampil mbak...hehe